AIR susu ibu (ASI) sebagai asupan utama bagi bayi memang sulit tergantikan. Namun, ada kalanya, si buah hati memerlukan susu pengganti atau tambahan ketika usianya sudah beranjak besar. Banyak ibu menggunakan susu fonnula atau susu sapi untuk me-nambah asupan ASI. Padahal, tidak semua bayi dapat mengonsumsi susu sapi dan mengakibatkan alergi. Untuk bayi berusia di bawah enam bulan, susu for mula biasa diberikan. Namun jika usianya sudah di atas enam bulan, alternatif yang bisa diberikan adalah susu kedelai. Susu dengan formula kedelai ini meru-pakan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Zakiudin Munasir, konsultan alergi dan dokter spe-sialis anak, mengutip kesimpulan Brian L. Strom dari University of Pennsylvania, Philadelphia, Amerika Serikat. Menurutnya, susu kedelai tidak menimbulkan gangguan kesehatan seperti gangguan pencernaan, dan atopic dermatitis dibandingkan susu sapi. Lee Bee Wah, dokter kesehatan di Rumahsakit Eli zabeth, Singapura, menganjurkan susu dari kedelai hanya diberikan pada bayi berumur di atas enam bulan dengan menggunakan botol susu agar lebih aman dan bisa menguji kelayakan rasanya. Susu kedelai mengandung protein yang tinggi. Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan, jika susu kedelai dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai maka kualitas isolat proteinnya setara dengan protein hewani. Ini berdasarkan metode evaluasi mutakhir PDCAAS (Protein Digestibility Corrected Amino Acid Score). Dalam riset yang dilakukan Lasekan JB, Os-trom KM, Jacobs JR di Philadelphia, pertumbuhan bayi yang mengonsumsi susu kedelai dari segi ukuran dan berat maupun jumlah plasma albumin dan hemoglobin sama baiknya dengan yang mengkonsumsi susu sapi ataupun ASI dalam kurun setahun. Memang, belum ada pembuktian mengenai apakah kandungan isoflavon yang sangat tinggi pada kedelai bisa mempengaruhi reproduksi pada bayi. Tapi dokter menyarankan agar berkonsultasi dulu apakah si bayi siap dan tidak alergi pada kedelai.
Koran Kontan 10 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar